🎑 Hadis Tentang Lingkungan Pendidikan
Secarakhusus Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya diarahkan Allah swt. untuk meneladani Nabi Ibrahim as dan pengikutnya dalam mentaati Allah. "Sesungguhnya pada mereka itu ada teladan yang baik bagi kalian." (QS al-Mumtahanah:6). Teladan dalam pendidikan harus diperhatikan, terutama pada pendidiknya sendiri.
1 Lingkungan Keluarga. Di dalam keluarga hendaknya diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan, sehingga dengan pergaulan yang demikian itu, hubungan antar pribadi dalam keluarga tersebut adalah hubungan yang bersifat pribadi dan wajar, dan penghayatan terhadapnya adalah
Samudrabiru- Buku ini berisi tentang kajian analisis hadis-hadis pendidikan karakter dalam keluarga. Tema ini sangat penting dikaji karena pendidikan Islam selalu aktual dibicara-kan, terutama tentang pendidikan karakter dalam keluarga. Pada era globalisasi dewasa ini banyak hal yang membawa dampak negatif, sehingga terjadi krisis moral yang ditandai dengan maraknya tawuran, pelecehan
KATAPENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah Hadist tarbiyah yang berjudul " Hadist tentang Unsur-unsur Pendidikan " . Penyusunan makalah ini di buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam mempelajari mata kuliah Hadist tarbiyah.
H Hadis tentang Lingkungan Pendidikan .. 287 DAFTAR PUSTAkA .. 291. 1 A. Pengertian Hadis Pengertian hadis secara bahasa berarti al-jadîd, yaitu sesuatu yang baru; sementara lawan katanya adalah al-qodîm, yaitu sesuatu yang lama; qorîb,
Pesertadidik mengenal hadis tentang kewajiban salat dan menjaga hubungan baik dengan sesama serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. arti keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullāh). Peserta didik mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas, percaya diri mengungkapkan
Buku Siswa Al-Quran Hadis Kelas 1 MI . Seiring dengan terbitnya KMA Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah, Buku Siswa Al-Quran Hadis Kelas 1 MI Terbaru. maka Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menerbitkan buku teks pelajaran.
Seorangpendidik baik guru maupun orang tua harus bersikap adil terhadap anak - anaknya dalam segala hal. b. Dalam masalah hibah terhadap anak harus dilakukan secara merata dan sama atau tidak semua. c. Anak berhak menerima keadilan, tetapi makna keadilan yang sesungguhnya tidak selalu diartikan sama.
masing (2) Kendala dalam Mengimplementasikan Hadis Tentang Pendidikan Salat Anak Di Lingkungan Keluarga Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya sangat beragam seperti rasa bosan dan malas. Kata Kunci: Implementasi, Hadis, dan Pendidikan Salat Anak.
. BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa melalui pendidikan proses transformasi dan aktualisasi pengetahuan modern sulit untuk diwujudkan. Lingkungan yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Dalam literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi atau lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an secara eksplisit, akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam pun, lingkungan pendidikan mendapat perhatian. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut 1 Apa saja hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan? 2 Bagaimana kandungan hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan? Adapun tujuannya sebagai berikut 1 Untuk mengetahui hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan. 2 Untuk mengetahui kandungan hadits yang menerangkan tentang lingkungan pendidikan. BAB II PEMBAHASAN A. Hadits yang Menerangkan Tentang Lingkungan Pendidikan Lingkuangan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia peserta didik. Pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Secara umum lingkungan pendidikan dapat membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Jadi, lingkungan juga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, pengaruh lingkungan teman. 1. Lingkungan Keluarga عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مَوْ لُوْ دٍ إِلَّا يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَ بَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَا نِهِ كَمَ تُنْتَجُ الْبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّوْ نَ فِيْهَا مِنْ جَدْ عَاءَ ثُمَّ يَقُوْلُ أَبُوْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَالنَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ متفق عليه Artinya Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah Saw. Bersabda ”Tidak ada dari seorang anak Adam melainkan dilahirkan atas fitrah islam, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi atau beragama Nasrani atau beragama Majusi. Bagaikan seekor binatang yang melahirkan seekor anak. Bagaimana pendapatmu, apakah didapati kekurangan? Kemudian Abu Hurairah membaca firman Allah ar-Rum 30. Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah agama Allah. HR. Muttafaq Alaih 2. Lingkungan Masyarakat عن أبي سعيد الخدري – رضي الله عنه - ، قال سمعت رسول الله – صلى الله عليه وسلم - ، يقول من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، وذلك أضعف الإيمان – رواه مسلم Artinya Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudry ra., beliau berkata “saya mendengar Rasulullah saw. Bersabda “baramg siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya, dan jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman. Muslim. 3. Pengaruh Lingkungan Teman Sehubungan dengan pengaruh lingkungan teman, hadisnya yakni وَ عَنْ أَ بِيْ مُوْ سَى ا لأَ شْعَرِى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ " إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّا لِحِ وَجَلِيْسِ السُّوْءِ كَحَا مِلِ الْمِسْكِ وَنَا فِخِ الْكِيْرِ, فَحَا مِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِ يَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَبْتَا عَ مِنْهُ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً. وَ نَا فِخُ الْكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَا بَكَ, وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا مُنْتِنَةً. متفق عليه Artinya Dari Abu Musa Al-Asy’ari bahwasanya Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya perumpamaan bergaul dengan teman shalih dan teman nakal adalah seperti berteman dengan pembawa minyak kesturi dan peniup api. Pembawa minyak kesturi itu adakalanya memberi minyak kepadamu atau adakalanya kamu membeli daripadanya dan adakalanya kamu mendapatkan bau harum darinya. Dan peniup api itu adakalanya ia membakar kain bajumu dan adakalanya kamu mendapatkan bau busuk daripadanya.” HR. Muttafaq Alaih. B. Kandungan Hadits yang Menerangkan Tentang Lingkungan Pendidikan Kata abawah yang berarti kedua orangtua. Kata yuhawwidanih, yunashshiranih dan yumajjusanih berarti kedua orangtua mengajar dan menggiringnya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. dengan demikian, terlihatlah betapa pentingnya peran keluarga atau orangtua dalam perkembangan anak.[1] Hadis diatas menjelaskan tentang status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan islam baik anak seorang muslim ataupun orang non muslim. Kemudian orang tuanyalah yang memelihara dan memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak muslim, seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Hadis ini memperkuat bahwa pengaruh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian seorang dibandingkan dengan factor-faktor pengaruh pendidikan lain. Kedua orang tua mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam mendidik anaknya. [2] Kesempurnaan fitrah dalam hadis sudah jelas baik fisik maupun non fisik. Dari segi fisik sudah ada ketentuan ciptaan dari Allah Swt. Apakah dari segi jenis kelamin, bentuk fisik, tinggi pendek, dan warna kulit. Jadi, Fitrah sangat memerlukan bantuan dan bimbingan pendidikan orang tua, orang dewasa, guru, pendidik dan pengajar dengan sadar bahkan lingkungan yang mendukung, karena tidak mungkin anak yang baru dilahirkan mengenal agama dengan sendirinya.[3] Tujuan akhlak dalam islam ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi individu dan kebaikan bagi masyarakat. Masyarakat dalam konteks penyelenggaraan pendidikan itu sendiri besar sekali perannya. Bagaimanapun kemajuanan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada. Berikut ini adalah beberapa peran dari masyarakat terhadap pendidikan sekolah a Masyarkat berperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah. b Masyarakat berperan dalam mengawasi pendidikan agar sekolah tetap membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarakat. c Masyarakatlah juga ikut menyediakan tempat pendidikan seperti perpustakaan, sekolah, kebun binatang dan sebagainya. d Masyarakat sebagai sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar. Disamping buku-buku pelajaran, masyarakat memberi bahan pelajaran yang banyak sekali, antara lain seperti aspek alami industri, perumahan, transportasi, perkebunan, petambangan dan sebagainya. 3. Pengaruh Lingkungan Teman Dalam hadis diatas diungkapkan dengan kata al-Jalis artinya teman duduk dimaksudkan bukan teman dalam duduk saja tetapi dalam segala hal, baik teman duduk maupun berdiri, teman se-iya atau sekata atau teman akrab. Sebagian ulama mengartikan kata”al-Jalis” dengan teman mujalasah duduk berbincang-bincang. Ada tiga kemungkinan jika kita berteman dengan pembawa minyak misik atau minyak kesturi. Pertama, “pembawa minyak itu adakalanya memberi minyak kepadamu” maknanya, dengan berteman sama orang shaleh kita akan mendapat pemberian rahmat atau manfaat dari Allah SWT dan mendapat contoh serta keteladanan yang baik dari orang saleh itu. Kedua, “Atau adakalanya kamu membeli daripadanya” maknanya, teman saleh itu mengajarkan kebaikan, selalu memberi nasehat, arahan, bimbingan, dan pembinaan juga selalu mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan, apabila melihat sesuatu yang tidak benar pada temannya diluruskan dan apa bila melihat temannya sedang menghadapi kesulitan dibantu dan sebagainya. Ketiga, “Dan adakalanya kamu mendapatkan bau harum darinya” maknanya, seseorang yang berteman dengan orang saleh, citranya terangkat menjadi harum atau terbawa harum sebab seseorang yang bersahabat dengan orang yang saleh dinilai baik atau saleh oleh masyarakat sekitarnya dan dihormati sebagaimana layaknya orang saleh. Menurut Muhammad Utsman Najati, selain orangtua, teman, atau orang yang terdekat juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembanga prilaku anak, terutama pada masa remaja. Teman sangat berarti bagi setiap manusia juga sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada yang buruk berubah menjadi baik setelah berteman dengan orang baik. Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang pada awalnya baik kemudian berubah menjadi buruk setelah bergaul denga teman yang buruk. [4] Ada dua persamaan sifat antara teman buruk dengan peniup api yaitu pertama, “Dan peniup api itu adakalanya ia membakar kain bajumu” maknanya, orang yang bersahabat dengan teman nakal akan terbakar kepribadiannya dan rusak akhlaknya. Banyak orang yang semula baik kepribadiannya, tetapi kemudian rusak karena pergaulan dengan teman yang tidak baik. Kedua, “Dan adakalanya kamu mendapatkan bau busuk daripadanya” adakalanya citra seseorang yang berteman dengan teman yang nakal menjadi busuk dan hancur. Demikian juga status sosialnya, orang itu dinilai rendah tidak berharga di tengah-tengah masyarakat sekalipun sebenarnya dia orang baik. BAB III PENUTUP Dari semua uraian yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut 1 Lingkungan pendidikan dapat membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Lingkungan juga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan peserta didik, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan pengaruh lingkungan teman. 2 Status fitrah setiap anak, bahwa statusnya bersih, suci dan islam baik anak seorang muslim ataupun orang non muslim. Kemudian orang tuanyalah yang memelihara dan memperkuat keislamannya atau bahkan mengubah menjadi tidak muslim, seperti Yahudi, Nasrani, dan Majusi. 3 Dengan adanya dinamika yang terjadi dalam masyarakat, maka dibutuhkan kepedulian terhadap berbagai aspek yang ada dalam masyarakat. Hal itu merupakan tanggung jawab seorang individu dalam masyarakat di mana dia berada. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat, beberapa pihak harus berupaya secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. 4 Teman sangat berarti bagi setiap manusia juga sangat berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Ada yang buruk berubah menjadi baik setelah berteman dengan orang baik. Sebaliknya, tidak sedikit pula orang yang pada awalnya baik kemudian berubah menjadi buruk setelah bergaul denga teman yang buruk. Makalah ini dibuat supaya para pembaca banyak mengetahui lingkungan pendidikan yang sebenarnya. Sehingga, makalah ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan dapat bermanfaat bagi kita semua amiin. DAFTAR PUSTAKA Bukhari, Umar. 2014, Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis, Jakarta Amrah. Majid Khon, Abdul. 2012, Hadis Tarbawi, Jakarta Kencana Prenada Media Grup. [1] Bukhari Umar, 2014, Hadis Tarbawi Pendidikan dalam Perspektif Hadis, Jakarta Amrah, Hal. 169. [2] Abdul Majid Khon, 2012, Hadis Tarbawi, Jakarta Kencana Prenada Media Grup, Hal. 68 [4] Bukhari Umar, Loc. cit, Hal. 171-172
A. SANAD DAN MATAN HADIS ٲخبرنا الحسين بن عبدالله بن يزيدالقطان, حدثنا ادم حدثنا موس بن مروان الرقي, حدثنا مبشر بن ٳسماعيل,عن الاوزاعي, عن الزھري, عن حميد بن عبد الرحمن, عن ٲبي ھريرۃ عن النبيصلىاللهعليهوسلم قال كل مولود يولد على الفطرة فٲبواه ٲن يھودانه ٲوينصرانه اويمخسانه A. MAKNA MUFRODAT مولود dilahirkan الفطرۃ fitrah ٲن يھودانه iyahud ينصرانه nasrani يمخسانه majusi B. TERJEMAHAN “ Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah maka orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. D. BIBLIOGRAFI PERAWI Al-Auza’i Beliauadalah Abu Amru Abdurrahman bin Amru bin Muhammad al-Auza’i ad-Dimasyqi, beliauadalahulamadariSyam yang kemudianberpindahkeke Beirut sampaiwafatnya, yangmendapatjulukanSyaikhul Islam. BeliaulahirtatkalasebagianparasahabatNabishollallohu yang terkenal di kota Hamadan, Damsyiq yang bernama Al-Auza’.Beliaulahirpadatahun 88 H, dikenalsebagai orang yang baik, utama, memilikibanyakilmu, baikdalambidanghaditsmaupunfikih, danucapanbeliaudipakaisebagaihujah. Beliau banyakbelajarkepadaparatabi’in yaitu orang-orang yang menuntut/menerimailmulangsungdariparasahabatRasululloh. Di antaranyaadalah Atha’ bin abiRabbaah, Abu Ja’far al-Baaqir, Qatadah, Bilal bin Sa’ad, Az-Zuhri, Yahya bin Abu Katsir, Ismail bin Ubaidillah bin AbulMuhajir, Muth’im bin al-Miqdam, Umar bin Hani’, Muhammad bin Ibrahim, Salim bin Abdulloh, SyadadabuAmmar, Ikrimah bin Khalid, Alqomah bin Martsad, Muhammad bin Sirin, Mauimun bin Mihran, Nafi’ maulaIbnu Umar, danmasihbanyaklagidariparaTabi’indan yang yang belajarkepadabeliau. Di antaramurid-murid yang meriwayatkandaribeliau, IbnuSyihabAz-Zuhri, Syu’bah, Sufyanats-Tsauri, Yunus bin Yazid, Malik, IbnulMubarok, Abu Ishaq al-Fazari, Yahya al-Qadhi, Yahya Al-Qaththan, Muhammad bin Katsir, Muhammad bin Syu’aibdanmasihbanyaklagi. Al-Auza’itidakmeninggalkanhartawarisanmelainkanuangsebanyak 6 153 H, dankebanyakanulamaberkatabahwabeliaumeninggalpadatahun 157 H di bulanShafar . Az-Zuhri Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Muslim bin Abdullah. Az-Zuhri meriwayatkan hadits bersumber dari Abdullah bin Umar, Abdullah bin Ja’far, Sahal bin Sa’ad, Urwah bin az-Zubair, Atha’ bin Abi Rabah. Ia juga mempunyai riwayat-riwayat yang mursal dari Ubadah bin as-Shamit, Abu Hurairah, Rafi’ bin Khudaij, dan beberapa lainnya. Imam al-Bukhari berpendapat bahwa sanad az-Zuhri yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya. Sedangkan Abu Bakar bin Abi Syaibah menyatakan bahwa sanadnya yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Ali bin Husain, dari bapaknya dari kakeknya Ali bin Abi Thalib”.Ia wafat di Sya’bad pada tahun 123 H, ada yang mengatakan ia wafat tahun 125 H . E. SABABUL WURUD Dari aswad katanya aku mendatangi rasulullah dan aku ikut perang bersamanya. Kami memperoleh kemenangan namun pada hari itu orang-orang terus saling berbunuhan sehingga merekapun membunuh anak-anak. Halitu disampaikan kepada rasulullah, maka rasulullah bersabda “ keterlaluan, sampai hari ini mereka masih saling membunuh sehingga banyak anak-anak terbunuh”. Berkatalah seorang laki-laki “ ya rasulullah, mereka adalah anak orang-orang musyrik” kata rasulullah; ketahuilah, sesungguhnya penopang kami adalah orang-orang musyrik itu. Jangan membunuh keturunan, jangan membunuh keturunan”. Kemudian beliaupun bersabda “ setiap anak dilahirkan, dilahirkan di atas fitrah suci. maka senantiasa ia berada dalam keadaan suci, sampai lidahnya berbicara. kedua orang tuanyala yang menjadikannya yahudi atau nasrani atau majusi”. Keterangan Maka manakala bayi itu dibiarkan pada keadaan dan tabiatnya, tidak ada pengaruh luar yang mempengaruhinya berupa pendidikan yang merusak atau taklid kepada kedua orang tuanya dan yang selainnya niscaya bayi tersebut kelak akan melihat petunjuk kearah tauhid dan kebenaran rasul saw dan hal ini merupakan gambaran atau nalar yang baik yang akan menyampaikannya kearah petunjuk dan kebenaran sesuai dengan fitrahnya yang asli dan dia kelak tidak akan memilih kecuali memilih-milih agama Ajaran yang hanif . F. KANDUNGAN HADIS Usaha-usaha pendidikan dan pengajaran harus dimulai sejak anak didik lahir ke dunia ini, anak adalah amanah Allah kepada orang tuanya. Fitrah anak yang mempercayai adanya Allah disalurkan sewajarnya,dibimbing dan diarahkan kepada rasa iman kepada Allah dan mencintai-Nya pula. Proses pendidikan dan pengajaran Tauhid harus dimulai sejak lahir anak ke dunia ini. Proses pendidikan dan pengajaran Tauhid terhadap anak harus diperhatikan orang tua. pendidikan dan pengajaran Tauhid itu melalui tiga proses yaitu Pembentukan pembiasaan Pembentukan pengertian Pembentukan budi luhur tahap pembentukan pembiasaan ini meliputi sejak ia lahir hingga sebagian masa sekolah. Pada masa ini anak memiliki kesukaan meniru hal yang dilihat dan didengarnya. Kecenderungan manusia untuk meniru belajar lewat peniruan menyebabkan ketauladan sangat penting. Kesukaan meniru inilah yang dimanfaatkan dan diarahkan pada pengenalan kepada Allah. Keteladan dalam pendidikan agama islam merupakan metode yang meyakinkan keberhasilan dalam mempersiapkan dan membentuk moralspritual dan sosial anak. Hal ini adalah karena pendidikan merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak yang akan ditirunya dalam perbuatan serta tata santunnya. Disadari atau tidak disadari terpatri dalam jiwa dan perasaannya gambaran seorang pendidik, dan tercermin dalam ucapan dan perbuatan material dan spiritual. tahap pembentukan pengertian meliputi pada masa sekolah sampai menjelang remaja. Ada suatu hal yang perlu diperhatikanpada anak usia menjelang usia sekolah yaitu anak suka berkhayal, karenanya kekhayalannya itu perlu mendapat penyaluran pada pengenalan kepada remaja adalah masa peralihan dan persiapan untuk dewasa, anak diarahkan untuk pada penginsyafan tentang kenyataan , mengerti dan menyadari bahwa segala apa saja yang ada didunia ini adalah makhluk Allah, semuanya diciptakan oleh Allah. Apabila pertumbuhan dan perkembangan pengenalan kepada allah itu berjalan dengan baik dan lancar , segala kebiasaan yang baik jadi amalannya, maka dalam usia remaja terbentuklah rasa iman kepada allah kepada allah dengan mendalam dan lebih disempurnakan lagi pada usia dewasa yang dimatangkan dengan pendidikan dan pengajarannya atau pengalamannya. G. KELUARGA SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama kali memperoleh pendidikan. Bimbingan lingkungan keluarga merasa bertanggung jawab terhadap pembentukan waktu dan pertumbuhan jasmani anak. Setiap anggota keluarga mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing, mereka memberikan pengaruh pada proses pembiasaan pendidikan di dalam keluarga merupakan dasar yang berkelanjutan diteruskan pada pendidikan selanjutnya. Salah satu fungsi keluarga adalah melaksanakan pendidikan. Dalam hal ini orang tua adalah pengemban tanggung jawab pendidikan anak. Pendidkan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar tanggung jawab kodrati dan atas dasar kasih sayangyang secara naluriah muncul pada diri orang tua.
HADITS TENTANG LINGKUNGAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Di sisi lain proses perkembangan dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal sekolah saja. Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa pendidikan berlangsung dalam tripusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan dalam perspektif islam, maka ada beberapa konsep yang dilahirkan baik itu dari Al-qur'an, Hadits, maupun dari para cendekiawan muslim. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai Hadist tentang lingkungan pendidikan lingkungan keluarga dan masyarakat. A. LINGKUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA b. Hadits yang Berkaitan dengan Lingkungan Pendidikan Keluarga Diantara hadits yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan keluarga adalah sebagai berikut 1. Orang tua sangat menentukan arah perilaku anak قَالَ النَّبِيُّ صَلَّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْيُمَجِّسَانِه Artinya “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Namun, kedua orang tuanya mungkin dapat menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”. HR. Bukhori dan Muslim Anak merupakan karunia sekaligus ujian bagi bagi manusia. Anak merupakan amanah yang menjadi tanggung jawab orang tuanya. Ketika pertama kali dilahirkan ke dunia, seorang anak dalam keadaan fitrah dan berhati suci lagi bersih. Lalu kedua orang tuanyalah yang memegang peranan penting pada perkembangan berikutnya, apakah keduanya akan mempertahankan fitrah dan kesucian hatinya ataukah malah merusak dan mengotorinya. Seorang anak ibarat adonan yang siap dibentuk sesuka orang yang memegangnya, atau ibarat kertas putih bersih yang siap untuk dituliskan apapun diatasnya. Jika kedua orang tuanya membiasakannya pada kebaikan, maka dia akan tumbuh menjadi anak yang baik. Sebaliknya jika keduannya membiasakannya pada keburukan, maka diapun akan tumbuh menjadi buruk pula. 2. Azan dan iqamah saat anak baru lahir حَدَثَنَا مُسَدَّدٌ يَحْيَ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ حَدَثَنِيْ عَاصِمُ بْنُ عُبَيْدِ اللهِ عَنْ عُبَيْدِاللهِ بْنِ اَبِيْ رَافِعِ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ أَذَّنَ فِيْ اُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيِّ حِيْنَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلاَةِ Artinya “Musaddad telah menyampaikan suatu hadits kepada kami, Musaddad berkata Yahya telah menyampaikan hadits tersebut kepada kami dari Sufyan, Sufyan berkata Ashim bin Ubaidillah menyampaikan hadits kepadaku dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari bapaknya, dia Abi Rafi’ berkata “Saya telah melihat Rasulullah SAW mengumandangkan azan pada telinga Hasan bin Ali ketika Fatimah melahirkannya, dengan azan shalat”. HR. Abu Dawud Kalimat azan yang dibisikkan kepada bayi yang baru lahir merupakan Pendidikan yang berupa pengenalan pertama tentang agama. Kalimat-kalimat tersebut mencerminkan dasar-dasar agama islam yaitu berupa pengenalan akan adanya Allah yang Maha Besar yang tidak ada tuhan melainkan Dia. 3. Melatih untuk beribadah حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيْسَى يَعْنِي ابْنَ الطَّبَّاعِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ الرَّبِيعِ بْنِ سَبْرَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا الصّبِيَّ بِالصَّلاَةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ وَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيهَا Artinya “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isa bin Ali bin Abi Thalib-Thabba’ telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Saad dari Abdul Malik bin Ar-Rabi’ bin Sabrah dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata Nabi SAW bersabda “Perintahkanlah anak kecil untuk melaksanakan shalat apabila telah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakanya”. HR. Abu Dawud Sejak dini, seorang anak sudah harus dilatih ibadah. Diperintah untuk melakukannya dan diajarkan hal-hal yang halal serta yang haram. Orang tua mempunyai tanggung jawab agar anak-anak dan keluarganya bebas dari siksa api neraka. Untuk membebaskan anak dan keluarganya dari siksa api neraka maka hendaklah memberikan Pendidikan dan pengajaran di dunia sebagaimana mestinya. Pendidikan dan pengajaran yang diberikan harus disesuaikan dengan proses pertumbuhan jiwa seseorang dalam mencapai kedewasaan. Dalam hadits ini menunjukkan diperbolehkannya memukul anak untuk mendidik anak jika mereka melakukan perbuatan yang melanggar syariat, jika anak tersebut telah mencapai usia bisa menerima pukulan dan mengambil pelajaran darinya. Hal ini biasanya terjadi di usia sepuluh tahun, dengan syarat pukulan tersebut tidak terlalu keras dan tidak pada wajahnya. B. LINGKUNGAN PENDIDIKAN MASYARAKAT a. Hadits yang Berkaitan dengan Lingkungan Pendidikan Masyarakat Diantara hadits yang berkaitan dengan lingkungan pendidikan masyarakat adalah sebagai berikut 1. Hadits tentang menyingkirkan sesuatu yang mengganggu di jalan كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ, كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيهِ الشَّمْسُ, يَعْدِلُ بَينَ الاِثْنَينِ صَدَقَةٌ, وَيُعِيْنُ الرَّجُلَ عَلَى دَابَّتِهِ فَيَحْمِلُ عَلَيْهَا, أَوْ يَرْفَعُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ, وَالكَلِمَةٌ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ, وَكُلُّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ, وَيُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ Artinya “Setiap ruas tulang pada manusia wajib atasnya shodaqoh untuknya pada setiap hari matahari terbit, seseorang yang mendamaikan antara dua orang yang bertikai adalah shadaqoh, menolong seseorang untuk menaiki hewan tunggangannya lalu mengangkat barang-barangnya ke atas hewan tunggangannya adalah shodaqoh, ucapan yang baik adalah shodaqoh, setiap langkah yang dijalankan menuju sholat adalah shodaqoh, dan menyingkirkan sesuatu yang bisa menyakiti atau menghalangi orang dari jalan adalah shodaqoh”. HR. Bukhori Hadits tersebut menunjukkan bahwa dalam islam, sekecil apapun perbuatan baik akan mendapat balasan dan memiliki kedudukan sebagai salah satu pendukung akan kesempurnaan keimanan seseorang. 2. Hadits tentang larangan berburuk sangka عَنْ أَبي هُرَيرَةَ, عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الحَدِيثِ Artinya “Dari Abu Hurairah Nabi bersabda Jauhilah oleh kalian berprasangka kecurigaan, karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan”. HR. Bukhari dan Muslim Dalam hadits tersebut, diperintahkan untuk tetap memelihara persaudaraan dengan menjahui berburuk sangka kepada orang lain. 3. Hadits tentang larangan ghibah/menggunjing عَنْ أبِي هُرَيرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عليهِ وسلّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفْرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ Artinya “Tahukah kamu apa itu menggunjing? Para sahabat menjawab Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Rasul berkata kamu menyebutkan apa yang tidak disukai saudaramu. Ada yang bertanya “bagaimana jika yang ku katakan ada pada saudaraku itu?”. Rasul menjawab jika apa yang kamu katakana itu ada pada saudaramu, berarti kamu telah ghibah dan jika tidak ada pada dirinya maka kamu sungguh telah berbuat dusta terhadapnya”. HR. Muslim Dalam hadits tersebut diperintahkan untuk menjauhi perbuatan ghibah, karena perbuatan ghibah dapat menimbulkan adu domba kepada orang lain. b. Implementasi hadis tentang lingkungan pendidikan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam beberapa hadis diatas kita dapat mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu melalui dengan cara berperilaku dimasyarakat. Sebagai contoh tiga hadis yang ada pada lingkungan pendidikan yang diajarkan oleh keluarga, disitu kita dapat mengetahui bahwa kita lahir dalam keadaan yang fitrah, yaitu beragama islam dan juga suci, hal ini dapat kita lihat, ketika kita baru lahir seorang anak diadzankan oleh orang tuanya hal ini untuk menunjukan bahwa kita mempercayai adanya keagngan Allah SWT, sebagai maha pencipta dan tuhan yang harus kita sembah. Setelah mempercayai adanya Allah, kita dapat melihat dengan penerapan shalat sebagai wujud kita taat kepada Allah. Seorang kedua orang tua boleh memukul anaknya yang berusia 7 tahun ketika ia tidak melakukan shalat, memukul bukan bentuk kekerasan kepada anak, melainkan cara mendidik yang benar oleh kedua orang tua dalam bentuk kebaikan. Pendidikan kedua orang tua sangat berpengaruh pada kepribadian seorang anak untuk kedepannya. Implementasi selanjutnya dapat kita terapkan dalam kehidupan bermasyarakat yaitu dengan cara melakukan kebaikan sekecil apapun kita hidup kita akan mendapatkan ganjaran yang setimpal. Manusia hidup harus melakukan shodaqoh, disini shodaqoh berfungsi sebagai pembersihan harta untuk diri seseorang sebagi wujud kesempurnaan keimanan seseorang. Selain shodaqoh sebagai wujud kesempuranaan keimanan seseorang, kita harus meyakini bahwa kita diciptakan oleh Allah SWT, kita harus berbaik sangka kepadan-Nya, semisal kita memiliki keinan tetpai Allah berkehandak lain diluar ekspetasi kita, kita harus meyakini bahwa segala sesuatu atas kehendak Allah SWT, selain itu, dalam kehidupan bermasyarakat kita dilarang untuk mengghibah/menggunjing, dikarenakan dosa ghibah lebih besar daripada dosa zina. Orang yang ghibah//menggunjing seseorang sama dengan kita mencela Allah SWT, Kita diciptakan didunia dalam bentuk dan keadaan yang sama hanya saja, yang membedakan adalah tingkat krimanan dan ketakwaan kita.
hadis tentang lingkungan pendidikan